Keluarga Besar Mahasiswa Buddhis (KBMB) Universitas Tanjungpura menggelar Festival Waisak di Rumah Radakng. Festival tersebut mengusung tema “Membangun Kebersamaan dalam Perbedaan”.
Festival yang diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Raya Waisak 2562 ini resmi dibuka Jumat (22/6).
“Kami mengusung tema ini, mencoba mengajak semua kalangan masyarakat untuk dapat bersatu dalam perbedaan yang ada,” ucap Fendra, Ketua Umum Festival Waisak 2018.
Menurutnya, festival kali ini lebih menekankan pada aspek kemasyarakatan, sesuai dengan Tri Dharma perguruan tinggi yang ketiga. Sebelum festival ini diadakan, KBMB telah mengadakan bakti sosial berupa pengobatan gratis di Dusun Beringin, Desa Kalimas pada 3 Juni. Setelah festival ini pun, akan diadakan kunjungan ke panti jompo dan panti asuhan Graha Werda di 28 Oktober. Program unggulan KBMB Untan tersebut akan diselenggarakan selama dua hari, mulai dari 22 hingga 23 Juni. Selama dua hari ke depan, akan diadakan berbagai pentas seni dan bazar. Selain itu juga, akan diadakan berbagai perlombaan, seperti lomba fotografi, lomba fashion show, dan lomba mewarnai untuk tingkat SD.
Terselenggaranya festival ini mendapat sambutan positif dari berbagai pihak.
“Saya pikir, tema yang diusung KBMB sangat positif. Melalui event ini, mereka mengajak, yuk perbedaan ini kita satukan, bukan dibeda-bedakan,” ujar Ir. Anna Veridiana Iman Kalis, M.P., satu di antara staf ahli gubernur, usai membuka festival. Sambutan serupa juga datang dari pembina KBMB Untan, Eny Enawaty. Menurutnya, tema yang relevan dengan kondisi daerah bahkan negara akhir-akhir ini.
Jadi, melalui Festival Waisak ini, ia berharap agar seluruh kalangan masyarakat bisa merajut kembali kebersamaan dalam perbedaan.